Sharing fitogeografi dengan dosen tamu

Fitogeografi dengan fosen tamu

Dosen:Atus Syahbudin

Jumat, 28 Oktober 2016. Langkah-langkah mahasiswa memasuki sebuah ruangan, banyak yang menerka nerka acara apa yang akan di lakukan. Acara seperti apa yang akan terjadi. Mahasiswa fakultas kehutanan tahun 2016 pun memasuki sebuah ruangan. Ternyata ada dua orang dosen dari luar. Acara tersebut yaitu sharing fitogeografi yang ada di negara masing masing. Mulai dari morfologi tanaman sampai jenis tanaman apa saja yang ada disana. Acara sangat seru dan mahasiswa banyak yang bertanya maupun memberi jawaban.

Langkah-langkah menghafal jenis pohon. Metode yang saya gunakan untuk menghafal jenis jenis pohon yaitu

  • Melihat secara langsung jenis pohon tersebut
  • Memahami morfologi pohon tersebut
  • Menuliskan nama lokal, ilmiah dan famili
  • Dibaca berkali kali sambil dibayangkan morfologinya
  • Menghafal min sehari satu pohon
  • Jika melewati pohon-pohon langsung diingat ingat nama lokal, ilmiah dan famili serta morfologinya.
  • Ditempel didinding atau pintu kamar agar cepat hafal.                                          Yang Termasuk jenis jenis pohon mangrove di Indonesia


Acanthus ebracteatus, deskripsi :

    • Hampir sama dengan A. ilicifolius, tetapi seluruh bagiannya lebih kecil.

Daun : Pinggiran daun umumya rata kadang bergerigi seperti A. ilicifolius. Unit & Letak: Sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset. Ujung: meruncing. Ukuran: 7-20 x 4-10 cm.

Bunga : Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung cerah, kadang agak putih di bagian ujungnya. Panjang tandan bunga lebih pendek dari A. ilicifolius, sedangkan bunganya sendiri 2-2,5 cm. Bunga hanya mempunyai satu pinak daun utama, karena yang sekunder biasanya cepat rontok. Letak: di ujung. Formasi: bulir.

Buah : Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat. Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran: Buah panjang 2,5- 3 cm, biji 5-7 mm.

 

Acrostichum aureum,

    • Ferna berbentuk tandan di tanah, besar, tinggi hingga 4 m. Batang timbul dan lurus, ditutupi oleh urat besar. Menebal di bagian pangkal, coklat tua dengan peruratan yang luas, pucat, tipis ujungnya,bercampur dengan urat yang sempit dan tipis.
    • Daun : Panjang 1-3 m, memiliki tidak lebih dari 30 pinak daun. Pinak daun letaknya berjauhan dan tidak teratur. Pinak daun terbawah selalu terletak jauh dari yang lain dan memiliki gagang yang panjangnya 3 cm. Ujung daun fertil berwarna coklat seperti karat. Bagian bawah dari pinak daun tertutup secara seragam oleh sporangia yang besar. Ujung pinak daun yang steril dan lebih panjang membulat atau tumpul dengan ujung yang pendek. Duri banyak, berwarna hitam. Peruratan daun menyerupai jaring. Sisik yang luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian pangkal dari gagang, menebal di bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral.

Ekologi : Ferna tahunan yang tumbuh di mangrove dan pematang tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran. Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi A.speciosum. Ditemukan di bagian daratan dari mangrove. Biasa terdapat pada habitat yang sudah rusak, seperti areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi. Tidak seperti A.speciosum, jenis ini menyukai areal yang terbuka terang dan disinari matahari..

Acrosticum speciosum, Aegialitis annulat,aAegiceras corniculatum ,Aegiceras floridum,Amyema anisomeres, Amyema gravis,Amyema mackayense , Avicennia alba ,Avicennia eucalyptifolia , Avicennia lanata,Avicennia marina,  Avicennia officinalis

Barringtonia asiatica,  
Bruguiera cylindrica,

    • Deskripsi : Pohon selalu hijau, berakar lutut dan akar papan yang melebar ke samping di bagian pangkal pohon, ketinggian pohon kadang-kadang mencapai 23 meter. Kulit kayu abu-abu, relatif halus dan memiliki sejumlah lentisel kecil.
    • Daun : Permukaan atas daun hijau cerah bagian bawahnya hijau agak kekuningan. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips. Ujung: agak meruncing. Ukuran: 7-17 x 2-8 cm.

Bunga : Bunga mengelompok, muncul di ujung tandan (panjang tandan: 1-2 cm). Sisi luar bunga bagian bawah biasanya memiliki rambut putih. Letak: di ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga. Formasi: di ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga. Daun Mahkota: putih, lalu menjadi coklat ketika umur bertambah, 3- 4 mm. Kelopak Bunga: 8; hijau kekuningan, bawahnya seperti tabung.

Buah : Hipokotil (seringkali disalah artikan sebagai “buah”) berbentuk silindris memanjang, sering juga berbentuk kurva. Warna hijau didekat pangkal buah dan hijau keunguan di bagian ujung. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga. Ukuran: Hipokotil: panjang 8-15 cm dan diameter 5-10 mm.

Ekologi : Tumbuh mengelompok dalam jumlah besar, biasanya pada tanah liat di belakang zona Avicennia, atau di bagian tengah vegetasi mangrove kearah laut. Jenis ini juga memiliki kemampuan untuk tumbuh pada tanah/substrat yang baru terbentuk dan tidak cocok untuk jenis lainnya. Kemampuan tumbuhnya pada tanah liat membuat pohon jenis ini sangat bergantung kepada akar nafas untuk memperoleh pasokan oksigen yang cukup, dan oleh karena itu sangat responsif terhadap penggenangan yang berkepanjangan. Memiliki buah yang ringan dan mengapung sehinggga penyebarannya dapat dibantu oleh arus air, tapi pertumbuhannya lambat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun.

Penyebaran : Asia Tenggara dan Australia, seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya.

Bruguire exaristata

    • Deskripsi : Semak atau pohon yang selalu hijau dengan ketinggian mencapai 10 m. Kulit kayu berwarna abu-abu tua, pangkal batang menonjol, dan memiliki sejumlah besar akar nafas berbentuk lutut.

Daun : Permukaan atas daun berwarna hitam, bagian bawah memiliki bercak-bercak, tepi daun sering tergulung ke dalam. Unit & letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,5-11,5 x 2,5 x4,5 cm.

Bunga : Bunga hijau-kekuningan, tepi daun mahkota memiliki rambut berwarna putih dan kemudian akan rontok. Letak: di ketiak daun, menggantung. Formasi: soliter. Daun mahkota: 8-10; panjang 10-13 mm. Kelopak bunga: 8-10; panjang 10-15 mm.

Buah : Hipokotil berbentuk tumpul, silindris agak menggelembung. Ukuran: Hipokotil: panjang 5-7 cm dan diameter 6-8 mm

Ekologi : Tumbuh di sepanjang jalur air atau menuju bagian belakang lokasi mangrove. Kadang-kadang ditemukan suatu kelompok yang hanya terdiri dari jenis tersebut. Substrat yang cocok adalah tanah liat dan pasir. Toleran terhadap salinitas yang tinggi. Hipokotil relatif kecil dan mudah tersebar oleh pasang surut atau banjir. Anakan tumbuh tidak baik di bawah lindungan. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun.

  • Penyebaran : Penyebaran terbatas. Diketahui dari Timor, Irian Jaya Selatan dan Australia Utara.

Bruguiera gymnorrhiza 

    • Deskripsi : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut.

Daun : Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips sampai elips-lanset. Ujung: meruncing Ukuran: 4,5-7 x 8,5-22 cm.

Bunga : Bunga bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9-25 mm. Letak: di ketiak daun, menggantung. Formasi: soliter. Daun Mahkota: 10-14; putih dan coklat jika tua, panjang 13-16 mm. Kelopak Bunga: 10-14; warna merah muda hingga merah; panjang 30-50.

Buah : Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna hijau tua keunguan. Ukuran: Hipokotil: panjang 12-30 cm dan diameter 1,5-2 cm.

Ekologi : Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung. Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya. Substrat-nya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air atau gelombang pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan.

Penyebaran : Dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis.

Bruguiera hainessii

    • Deskripsi : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian mencapai 30 meter dan batang berdiameter sekitar 70 cm. Kulit kayu berwarna coklat hingga abu-abu, dengan lentisel besar berwarna coklat-kekuningan dari pangkal hingga puncak.

Daun : Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan di bawahnya. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips sampai bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 9-16 x 4-7 cm.

Bunga : Letak: Di ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga (panjang tandan: 18-22 cm). Formasi: kelompok (2-3 bunga per tandan. Daun Mahkota: putih, panjang 7-9 mm. Berambut pada tepi bawah dan agak berambut pada bagian atas cuping. Kelopak Bunga: 10; hijau pucat; bagian bawah berbentuk tabung, panjangnya 5 mm.

Buah : Hipokotil berbentuk cerutu atau agak melengkung dan menebal menuju bagian ujung. Ukuran: Hipokotil: panjang 9 cm dan diameter 1 cm.

Ekologi : Tumbuh di tepi daratan hutan mangrove pada areal yang relatif kering dan hanya tergenang selama beberapa jam sehari pada saat terjadi pasang tinggi.

Penyebaran : Dari India hingga Burma, Thailand, Malaysia, seluruh Indonesia dan Papua New Guinea.

Bruguiera parviflora

    • Deskripsi : Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang) dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga coklat tua, bercelah dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat mencapai 30 cm tingginya.

Daun : Terdapat bercak hitam di bagian bawah daun dan berubah menjadi hijaukekuningan ketika usianya bertambah. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,5-13 x 2-4,5 cm.

Bunga : Bunga mengelompok di ujung tandan (panjang tandan: 2 cm). Letak: di ketiak daun. Formasi: kelompok (3-10 bunga per tandan). Daun mahkota: 8; putihhijau kekuningan, panjang 1,5-2mm. Berambut pada tepinya. Kelopak Bunga: 8; menggelembung, warna hijau kekuningan; bagian bawah berbentuk tabung, panjangnya 7-9 mm.

Buah : Buah melingkar spiral, panjang 2 cm. Hipokotil silindris, agak melengkung, permukaannya halus, warna hijau kekuningan. Ukuran: Hipokotil: panjang 8- 15 cm dan diameter 0,5-1 cm.

Ekologi : Jenis ini membentuk tegakan monospesifik pada areal yang tidak sering tergenang. Individu yang terisolasi juga ditemukan tumbuh di sepanjang alur air dan tambak tepi pantai. Substrat yang cocok termasuk lumpur, pasir, tanah payau dan bersalinitas tinggi. Di Australia, perbungaan tercatat dari bulan Juni hingga September, dan berbuah dari bulan September hingga Desember. Hipokotilnya yang ringan mudah untuk disebarkan melalui air, dan nampaknya tumbuh dengan baik pada areal yang menerima cahaya matahari yang sedang hingga cukup. Bunga dibuahi oleh serangga yang terbang pada siang hari, seperti kupu-kupu. Daunnya berlekuk-lekuk, yang merupakan ciri khasnya, disebabkan oleh gangguan serangga. Dapat menjadi sangat dominan di areal yang telah diambil kayunya (misalnya Karang Gading-Langkat Timur Laut di Sumatera Utara; Giesen & Sukotjo, 1991).

Penyebaran : Dari India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hingga Australia utara.

Bruguiera sexangula 

    • Deskripsi : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu coklat muda-abu-abu, halus hingga kasar, memiliki sejumlah lentisel berukuran besar, dan pangkal batang yang membengkak. Akar lutut, dan kadangkadang akar papan.

Daun : Daun agak tebal, berkulit, dan memiliki bercak hitam di bagian bawah. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 8-16 x 3-6 cm.

Bunga : Letak: Di ketiak daun. Formasi: soliter (1 bunga per tandan). Daun makhota: 10-11; putih dan kecoklatan jika tua, panjang 15mm. Kadang berambut halus pada tepinya. Kelopak bunga: 10-12; warna kuning kehijauan atau kemerahan atau kecoklatan; panjang tabung 10-15 mm.

Buah : Hipokotil menyempit di kedua ujung. Ukuran: Hipokotil: panjang 6-12 cm dan diameter 1,5 cm.

Ekologi : Tumbuh di sepanjang jalur air dan tambak pantai, pada berbagai tipe substrat yang tidak sering tergenang. Biasanya tumbuh pada kondisi yang lebih basah dibanding B. gymnorrhiza. Kadang-kadang terdapat pada pantai berpasir. Toleran terhadap kondisi air asin, payau dan tawar. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunganya yang besar diserbuki oleh burung. Hipokotil disebarkan melalui air.

Penyebaran : Dari India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hingga Australia utara.

Calophyllum inophyllum Calotropis giganteaCamptostemon philippinense Camptostemonschultzii   Cerbera manghas  Ceriops decandraCeriops tagal  Clerodendrum inerme 

Derris trifoliata

Excoecaria agallocha L.

Finlaysonia maritima
 

Gymnanthera paludosa
 

Heritiera globasa   Heritiera littoralis  Hibiscus tiliaceus
 

Ipomoea pes caprae
 

Kandelia candel
 

Lumnitzera littorea  Lumnitzera racemosa
 

Melastoma candidum Morinda citrifolia
 

Nypa fruticans
 

Osbornia octodonta
 

Pandanus odoratissima Pandanus tectorius Passiflora foetida Phemphis acidula Pogamiapinnata

 

WORKSHOP

Mahasiswa Bukan Rata-Rata

Nama     : Juju Juhariyah

Dosen     : http://atus.staff.ugm.ac.id

           Teriknya sinar mentari tak menghalangi semangat mahasiswa di kampus kerakyatan ini. Bukan hanya belajar di dalam ruangan saja, tetapi masih semangat belajar di luar ruangan. Mahasiswa fakultas kehutanan angakatan 2016 terkhusus kelas fitogeografi C berbondong-bondong menuju gedung grha saba pramana (gsp) untuk mengikuti sebuah acara yang luar biasa, acara yang akan membuka pemikiran kita dan menambah wawasan kita.

             Serangkaian acara tersebut salah satunya yaitu workshop yang mengambil tema dengan “Mahasiswaa Bukan Rata-Rata”. Yang dibawakan oleh moderator yaitu Mas Kodrat, dan diisi oleh pembicara-pembicara yang luar biasa yaitu Bpk. Wikan Sakaripto ph.d (DEkan baru SV), Mas Rehan Abdussalam (owner Chockles), Atus Syahbuddi ph.d (Dosen FKT), Yusuf Fajar Pratama (Atlet Silat), Moh. Ali Zainal Abidin ( Ketua BEM UGM). 

             Bapak Wikan selaku pembicara pertama menyampaikan, Mahasiswa itu seharusnya seperti apa? Dan beliau menyebutkan khusus mahasiswa kehutanan mempunyai istilah JJJ “Junior-junior Jokowi”.Seorang mahasiswa juga harus punya critical thinking, logic baru bisa dimiliki jika suka membaca dan mempunyai knowledge banyak,dan harus jadi well been ( manusia baik). IP juga penting, tapi IP bukan segalanya, karena dunia kerja membutuhkan softskill. Dan jika kita ingin sukses kita harus memiliki 5 cross culture communication yaitu, Thinking, komunikasi, inovasi kreatif, team work, IT  litteration (tdk gaptek). Kelima nilai tersebut membuat kita siap menghadapi perubahan. 

Pembicara kedua yaitu mas Rehan alumni pertanian ugm 2012 seorang owner chockles. Beliau mengatakan sebuah kalimat yang penuh makna yaitu “Inovation Or Die” ada beberapa hal yang saya ingat dari perkataan beliau
Jika ingin memiliki usaha, menabunglah dari sekarang. Agar kita siap menghadapi maslah di depan. Kita juga jangan pernah putus asa, usaha terus lakukan dengan baik, kita tak pernah tahu usaha keberapa yang akan berhasil. Mimpi itu tidak penting, jika hanya sekedr mimpi. Tapi mimpi harus bersegmen seperti tangga. Harus subjektif sesuai kemampuan di depan kita. Dan terakhir Jangan menganggap remeh orang-orang yang terlihat remeh. Karena sesungguhnya kita tak pernah tau kedepannya orang itu seperti apa. Dan ada kalimat terakhir yang sangat menyentuh yaitu “Mau jadi benalu, malu karena minta melulu.”

Pembicara ketiga yaitu pak Atus, seorang dosen di fakultas kehutanan UGM. Beliau bercerita pengalaman hidupnya dari berjualan koran di tugu setengah 6 pagi. Beliau tidak memikirkan gengsi, yang beliau pikirkan bagaimana mengumpulkan setiap rupiah untuk biaya kuliah. Beliau juga mengatakan terus asa softskill kita, karena itu bermanfaat untuk kedepannya. bayak sekali cara untuk mendapatan uang, dan kita harus memiliki:
1. Jejaring, jika banyak jejaring banyak juga kenalan yg memberikan pekerjaan.
2. Untuk dapat beasiswa maka penuhi syarat beasiswa, otomatis karakter akan terbentuk
3. Dgn beasiswa akan kaya, apalagi di luar negeri kaya budaya, bahasa, networking, jejaring organisasi,
Buatlah rekam jejak. Beasiswa pasti ada syarat, penuhi syarat tersebut dengan rekam jejak. Buatlah rekam jejak sesuai dengan kesenangan kalian, termasuk rekam jejak b.inggris, rekam jejak bahasa inggris seleksi standar dari beasiswa luar negeri.

♧mas yusuf fajar pratama fkt 2012
Bakat: kemampuan bawaan yang tidak dapat tersalurkan dengan baik jika tidak ada minat, suatu potensi yang harus dilatih. Jangan lelah berlatih. Minat: preferensi/ kesukaan kita. Minat bisa dibangun. Bangunlah minat dari awal.
Harus punya inovasi, goal, tujuan. Prestasi: hasil interaksi minat dan bakat yg didukung oleh lingkungan. Contohnya menjalin komunikasi dengan dosen dan warga fakultas juga mengembangkan bakatDan terakhir yaitu kata-kata yang luar biasa “Santun  cemerlang di dunia perkuliahan. Bermanfaat”.

Pembicara kita yang terakhir yaitu mas Moh Ali Zaenal Abidin ketua BEM KM UGM jurusan gizi kesehatan 2012
Untuk jadi orang diatas rata-rata butuh perjuangan. Mahatma gandhi: mimpi itu bukan sesuatu yang kita lihat saat tidur. Tp mimpi itulah yg membuat kita tidak bisa tidur karena kita selalu berusaha untuk meraihnya. Motivasi terbesar adalah ketika kita punya tujuan dan motivasi yg jelas. Kita akan berubah tergantung dengan buku yang kita baca dan orang yang kita temui. Softskill tdk hanya di kampus. Organisasi mengajarkan kita belajar tetang bagaimana hidup dimana kita bertemu banyak org, berbagai macam jalan pemikiran. Tidak semua orang seberuntung kita.
Analogi huruf T. Vertikal artinya punya keilmuan yg spesifik tapi jangan lupain sisi horizontal yaitu belajar berorganisasi.

Perbedaan daun bergerigi dan bergigi

PERTEMUAN 2 DAN 3

Perbedaan Daun Bergerigi dan Bergigi

NAMA : JUJU JUHARIYAH

DOSEN : http://atus.staff.ugm.ac.id

10849974_653140101498140_4917317568782363988_n

picsart_09-25-01-05-23I

Di dalam daun terdapat toreh-toreh, dan banyak sekali jenis toreh. Toreh dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu ;

Toreh yang tidak mempengaruhi bentuk daun dan toreh yang mempengaruhi bentuk daun. Toreh yang tidak mempengaruhi bentuk daun yaitu karena toreh-torehnya tidak terlalu dalam dan letak toreh tidak bergantung pada jalannya tulang-tulang daun. Adapun beberapa jenis toreh pada daun yaitu;

a. Bergerigi (serratus) jika sinus dan angulus sama lancipnya, toreh-toreh iniada yang bergerigi halus, kasar, dan sebagai berikut.

b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), tepi daun seperti bergerigi teteapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi.

c. Bergigi yaitu jika sinusnya tumpul dan angulusnya lancip.

d. Beringgit yaitu kebalikannya bergigi jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul.

e. Berombak yaitu jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul.

perbedaan daun majemuk berkarang dan daun tunggal berkarang. Daun majemuk berkarang yaitu daun yang tumbuh disatu anak batang yang sama, tumbuh bersama, dengan ukuran yang sama dan gugur bersama, bentuknya menyerupai karang.